Lepas Lagi, Lepas Lagi… Rantai oh Rantai

Tetangga dekat rumah mau khitan, jadi saya dan papa berencana membeli kado di Semarang bawah. Tapi karena kami berangkat sore hari, sang jagoan tidak mau ikut. Dia lebih memilih bermain bersama teman2nya. Anakku sudah besar, lebih memilih bermain dengan temannya daripada ikut mama papanya pergi. Saat di tanya, nanti kalau ade nggak dapat teman gimana. Dia dengan mantap menjawab, kalau dia pasti dapat teman. Oke lah, kami berusaha menghargai keputusannya. Walaupun sebenarnya ada rasa cemas meninggalkan dia sendirian, pengen hati memaksanya ikut serta. Tapi mungkin memang sudah waktunyandia belajar mandiri mempunyai dunianya sendiri.

Tiap kali dia di rumah sendiri, kami selalu menyiapkan laptop dan hp saya untuknya. Jadi mungkin kalau dia pulang lebih dulu daripada kami, dia bisa melihat youtube sambil menunggu kami datang. Kami juga tuliskan no hp kami, untuknya biar bisa telpon kami kalau dalam kondisi darurat. Juga kami ijinkan untuk meminta tolong kepada bu Tomi, tetangga kami yang sudah akrab dengan kami, sebagai alternatif terakhir jika diperlukan.

Tak seperti biasanya, kali ini kami pergi agak lama, karena harus mengantri di toko. Sampai di rumah sudah jam 5 lebih, sudah lewat dari waktunya pulang. Ternyata saat kami sampai di rumah dia sudah pulang dan sedang melihat youtube. Dia langsung menyambut kami yang baru datang dan bercerita kalau tadi dia baru saja jatuh gara2 rantainya lepas. Dia menunjukkan luka di kakinya yang lumayan besar. Rasanya menyesal, karena di saat dibutuhkan seperti ini, kami tidak ada untuknya. Ini pertama kali kejadian dia jatuh saat kami tinggal pergi. Sebelumnya belum pernah terjadi.

Saking seringnya rantainya lepas, dia sekarang sudah sangat pintar membenarkan rantainya sendiri, tidak pernah lagi dia pulang untuk minta dipasangkan rantai. Hebat sekali anak mama. Kata papa, memang sengaja rantainya tidak di belikan yang baru, biar sang jagoan juga belajar cara memasang rantai. Bahkan terkadang dia memasangkan rantai sepeda temannya juga. Tambah bangga rasanya….

Sebenarnya kasihan juga mendengar kalau rantainya sering lepas saat dia bermain, kadang dia bercerita kalau rantainya sampai lepas berkali2, bahkan kadang sampai dihitungnya berapa kali rantainya lepas. Tapi demi proses pembelajaran, harus tega.