Masih Ada Hari Esok #RenunganHati

Masih Ada Hari Esok #RenunganHati

Senja Di Tepian Jalan

Merangkai asa, memupuk karsa, berteguh dalam karya, demi tercapainya cita, dengan sengaja berdoa, semoga esok masih ada hari untuk kita.

Dalam obrolan ringan kami berdua terkadang tebersit tanya, “masih adakah kesempatan untuk kita menggapai cita kita?“, masih adakah hari esok tersedia bagi kita untuk sekedar sama dengan sesama?, Dan masih adakah usia untuk kita mengejar impian, segala cita dan mimpi mimpi yang tertunda?, dan sekian tanya tanya serupa.

Untuk sekarang semua untuknya

Kami telah lama dan sudah berkomitmen, memutuskan bahwa waktu kami akan sepenuhnya kami dedikasikan untuk membersamai sang jagoan. Bukan hanya saat beliau bayi, melainkan kami bersamai beliau hingga akil baliq kelak. Sepenuh waktu, rasa, hati dan daya kami hanya untuk beliau. Tidak paruh waktu kami membersamainya, tidak juga penuh waktu, melainkan sepanjang waktu selalu berusaha bertiga.

21 Maret 2011, beliau lahir dengan polosnya, kami sadar kebodohan dan ketidak sempurnaan kami adalah kendala dalam membersamainya. Kami sadar itu. Tetapi kami yakin, niat kami tulus, hati kami ikhlas, dan komitmen kami fokus, selebihnya semoga ALLAH yang melengkapi dan menambahkan kekurangannya.

Sang Jagoan

Mulai dari belajar menggendong, belajar menina bobokkan, belajar berbalik dan tengadah, belajar berdiri jalan dan berlari, belajar mengayuh pedal sepeda roda tiga hingga ngebut dengan sepeda mamanya yang berwarna merah, belajar celoteh, bicara dan diskusi, belajar mengusap, thaharah, mandi dan mencuci, belajar mengenal huruf, kata dan baca, belajar ini, belajar itu dan belajar belajar lain dan kemudian. Kami berusaha selalu bertiga.

Mungkin terwajah gundah, mungkin pula suka, walau tak jarang juga sedih nestapa penuh cucuran darah dan air mata. Kami tetap lakukan bertiga. Bersama.

Hingga hari ini, rasa itu sama. Mungkin hingga hari esok, juga sama. Mungkin hari lusa, masih sama. Minggu depan, bulan depan, tahun depan, tetap, kami berdoa dan berharap tetap sama. Hingga hari itu tiba. Dimana sang jagoan akan pamit kepada kami berdua,

Ma, Pa, mohon doa restunya, adik akan melangkah, menjemput cita“, Pamitnya kepada kami sahabat karib dan mama papanya.

Kami sadar, masa itu akan tiba. Pasti tiba. Dan itu tidaklah lama lagi akan ada. Kami sadar dan sepenuh penuhnya sadar. Maka ijinkanlah kami selalu bersamamu, bukan hanya untuk membersamaimu, tapi juga untuk memaksimalkan dan memuaskan rasa hati, yang mungkin tak lagi bisa kami rasa saat masa itu telah tiba.

Nak, hari ini hingga hari itu tiba, waktu, daya, raga dan hati mama papa untukmu semua. Semoga kamu jadi anak yang bermanfaat bagi banyak orang, jadi anak yang membanggakan semuanya, bukan hanya mama papamu dan seluruh penghuni dunia saja, tapi juga membanggakan segenap penghuni surga. Aamiin

Jikalau ada tanya,

Bagaimana dengan hidup mama dan papa ?,

Dengan tegas dan percaya diri kami menjawab,

Semoga masih ada hari esok bagi kami berdua.

Salam hangat dari kami.

Meteseh, 2 September 2020. 07.48wib.

Bahagia dan sukses selalu buat anda dan keluarga.

Sumber Artikel
Author: Dutria Bayu Adi